Kita semua pernah melihat sebelumnya; orang-orang terkunci dalam posisi yang sulit. Terjebak, frustrasi dan bernegosiasi untuk kesepakatan atau keputusan yang mereka pikir hanya bisa dimenangkan dengan menggali dan menolak untuk mengalah. Tetapi sebenarnya keengganan untuk bergerak lebih giat yang tidak memberikan mereka hasil yang menguntungkan. Pelatihan keterampilan negosiasi di Jakarta dan seluruh Indonesia bertujuan untuk mengurungkan tindakan yang berakibat fatal ini.
Hal Ini terjadi dalam bisnis, politik, di pasar, bahkan dalam hubungan sehari-hari, ketika seseorang merasa hilang karena mencampuradukkan negosiasi dengan kemenangan. Kejadiannya sering terlihat seperti ini:
Pelanggan: Berapa harga cangkir tua ini?
Penjaga Toko: Ini adalah barang antik yang indah bukan? Saya kira $ 75 adalah harga yang pantas.
Pelanggan: Oh, ayolah, ini terkelupas di sini. Saya akan beli dengan harga $ 15.
Penjaga Toko: Oh itu tidak mungkin. $ 60 tunai, saya akan membungkusnya dan Anda dapat membawanya sekarang juga.
Pelanggan: $ 25.
Penjaga Toko: Anda pasti bercanda.
Pelanggan: $ 37,50 dan itu adalah tawaran akhir saya.
Penjaga toko: Anda lihat pola pada cangkir itu? Sangat langka, tahun depan cangkir itu akan bernilai dua kali lipat dari harga yang Anda tawarkan.
Dan begitulah seterusnya; lebih menyerupai permainan tenis – di mana setiap pemain terus mencari titik penentu pertandingan daripada berupaya serius dalam bernegosiasi.
Negosiasi menggunakan gaya ini memisahkan kedua belah pihak dan masing-masing merasa lebih butuh membela diri daripada mencari kesepakatan bersama. Pada saat ini ego telah terjerat dalam proses negosiasi dan hampir tidak mungkin untuk membedakan antara mencapai kesepakatan dan mengalahkan lawan.
Kita cukup sering menemukan contoh-contoh ini dalam negosiasi politik, seringkali dengan konsekuensi yang berbahaya. Pada tahun 1961, baik Amerika Serikat dan Uni Soviet sepakat bahwa beberapa langkah harus diambil untuk pelarangan menyeluruh terhadap pengujian nuklir. Pada mulanya, negosiasi berjalan dengan baik sampai munculnya masalah berapa banyak pemeriksaan independen yang perlu dilakukan dalam upaya pengesahan larangan pengujian senjata nuklir secara menyeluruh. Amerika Serikat bersikeras pada sepuluh, sementara Uni Soviet siap menerima tiga. Para ahli secara terbuka memberitau kedua pihak bahwa jumlah pemeriksaan sebenarnya tidak penting, yang penting adalah pemeriksaan dilakukan secara independen, bebas dari interfensi pihak manapun. Pembicaraan ini gagal dengan cepat, kedua pihak menolak untuk mengalah pada jumlah pemeriksaan; angka yang pada kenyataannya sama sekali tidak relevan. Ego telah memasuki proses negosiasi dan kedua belah pihak pun segera terjebak di dalamnya hingga akhirnya gagal mencapai kesepakatan.
Seberapa serius kah akibat yang ditimbulkan dari gagalnya kesepakatan ini? Jika pada saat itu Amerika dan Uni Soviet telah sepakat untuk membuat larangan uji coba senjata nuklir, larangan tersebut akan mengurangi dan membantu mengendalikan pengembangan senjata nuklir yang dilakukan oleh kedua pihak sehingga tetap terkendali. Selain itu, larangan uji coba senjata nuklir tersebut juga akan mencegah terjadinya krisis misil di Kuba yang terjadi pada tahun 1962, sebuah krisis yang membawa dunia pada jurang perang nuklir.
Pelatihan Keterampilan Negosiasi di Jakarta
 
Dalam program pelatihan keterampilan negosiasi di Jakarta, Anda akan menemukan bahwa bernegosiasi bukan tentang menang tetapi tentang menemukan kesepakatan bersama.
Dalam negosiasi posisional (positional negotiation), tujuannya adalah mencapai kemenangan bukan mencapai kesepakatan. Konsesi tidak diharapkan dari kedua belah pihak tapi hanya dari satu pihak. Gaya negosiasi ini dapat dengan mudah mengarah pada pembuatan ancaman daripada penawaran, yang pada akhirnya akan menyebabkan pihak-pihak yang bernegosiasi terjebak dalam ‘jalan buntu’ dan gagal mencapai kesepakatan.
Sebuah cara yang efisien untuk beralih dari tawar-menawar posisional (positional bargaining) diciptakan oleh Harvard Negotiation Project yang kemudian disebut Principled Negotiation. Metode ini dirangkai menjadi empat poin penting, yaitu:
  • Orang: Selalu pisahkan orang-orang yang bernegosiasi dengan Anda dari masalah yang sedang Anda negosiasikan.
  • Minat: Abaikan posisi Anda dalam negosiasi, dan fokus lah pada minat saja.
  • Opsi: Cari opsi yang menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam negosiasi tersebut.
  • Kriteria: Jaga standar yang jelas dimana kedua belah pihak dapat merasa nyaman dan tidak dirugikan
Dengan menggunakan standar ini, partisipan menjadi pemecah masalah dalam negosiasi dan bukan musuh. Mengeksplorasi kepentingan tanpa membuat ancaman. Mempunyai tujuan untuk mencapai hasil berdasarkan standar yang bebas dari ego dan kepribadian, atau perbedaan budaya.
Ini adalah wajah baru negosiasi.

Apa Anda sangat tertarik dengan materi Negosiasi? Silahkan cek di Negotiation Skills – Going For Win/Win untuk melihat Negotiation Training yang kami miliki.

BAGIKAN INI DAN KUNJUNGI SOSIAL MEDIA KAMI

Facebook
Facebook
YouTube
LinkedIn
Instagram